Dunia yang Lanjut Usia
Dunia sudah tuasering sakit bahkan tersakiti
tak jarang juga balas menyakiti
harusnya berpendar
malah redup seperti enggan berputar
napas tersengal
demi langkah yang rumit
memikul beban
sebab gunung-gemunung ambisi
angkuhnya pencakar langit
polusi makin menjadi
muatan baja besi tanpa presisi
dan roda kefasikan yang terus menjalar
tapi kita masih sibuk dengan angka-angka
Rakyat yang Lapang Dada
Di negeri ini semua di komandobait-bait norma hanya terekam
pada plano hijau
pada baliho
pada pidato yang kesiangan
tanpa paraf rakyat jelata
lalu mereka menunduk: patuh
agar tidak tertindas apalagi terbunuh
atas propaganda dan adu domba
rela berderma dengan lapang dada
meski senyum sering terbata
dan dekret makin berentet
sebab semua mulut membisu
rakyat membatu
suara-suara membeku
Balada Kata-Kata
Bisakah kata-kata beristirahatharus menampung kepura-puraan dan kepalsuan
lalu seruan propaganda ditaklukan
dan menghunus pedang mata-mata
mengaku limbung
terlanjur menghujam janji imitasi kepada rakyat jelata
mendendangkan nyanyian merdu dengan hakikat semu
berterus terang lewat pena sang pujangga
Ditulis oleh Ika Rachmawati.
Lahir di Tangerang dan kini tinggal di Magelang, Pakuning Tanah Jawa. Orang
biasa yang biasa melakukan sesuatu yang biasa-biasa saja. Setiap hari bangun
pagi, mengabdi, dan menunggu pagi lagi. Silakan mampir ke gubug kami Sanggar
Soko Papat yang biasa juga ditilik melalui google maps.
Editor: Pemulung Rasa