Eksistensi ilmu matematika tidak bisa terlepas dari studi
pola, struktur, dan hubungan antara objek dengan fenomena. Eksistensinya
memainkan peran penting dalam memecahkan masalah, mengembangkan teknologi
terbarukan, dan memahami alam semesta.
Matematika pada dasarnya membantu manusia memahami dunia
lebih mendalam. Hal tersebut dibuktikan dengan rumusan-rumusan dan model
matematika yang digunakan untuk menganalisis berbagai situasi dan fenomena,
salah satunya dengan prinsip trigonometri.
Trigonometri memiliki prinsip dasar yang melibatkan
hubungan antara sudut dan panjang sisi dalam suatu segitiga. Fungsi trigonometri
yang paling umum, yaitu sinus, cosinus, tangen, cotangen, cosecan, dan secan.
Baca juga: Gegara EMAK, Pembelajaran di Kelas Jadi Menggembirakan | Riva Wildatun Nia
Prinsip tersebut sangat penting guna memahami segitiga.
Selain itu, banyak digunakan dalam berbagai aplikasi matematika dan fisika yang
berhubungan dengan survei tanah.
Trigonometri dalam survei tanah digunakan untuk mengukur
jarak dan sudut antara titik-titik tertentu. Beberapa teknik survei tanah yang
menggunakan prinsip tersebut melibatkan penggunaan beragam instrumen, seperti teodolit, total
station, dan alat pengukur jarak laser.
Perkembangan
teknologi dan metode modern dalam survei tanah sebagian besar merupakan
kontribusi dari trigonometri dalam pengaplikasinya. Hal tersebut dikarenakan prinsip
trigonometri memiliki kredibilitas akurasi dan efisiensi dalam pengukurannya.
Selain itu, lebih membantu dalam menentukan arah dan orientasi relatif dari
fitur-fiturnya.
Baca juga: Konsep Matematika dalam Dunia Kesehatan | Hasna Faizah
Keakuratan tinggi
dalam survei tanah tidak hanya memberikan manfaat operasional, tetapi juga
mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya alam. Lalu
bagaimana jika tingkat keakuratan survei tanah tidak memenuhi keakuratan?
Keakuratan rendah
dalam survei tanah dapat memicu masalah serius karena informasi yang
dihasilkannya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk berbagai
proyek dan kebijakan. Apabila keakuratannya rendah, maka keputusan dan kebijakan
yang dihasilkan akan berpotensi kurang baik dan akurat.
Kebijakan survei tanah sering kali
diterapkan oleh pemerintah atau lembaga terkait untuk memastikan pengelolaan
tanah yang efisien. Kebijakan survei tanah yang baik mendukung pengembangan
lahan berkelanjutan, manajemen sumber daya alam yang efektif, kejelasan hak
milik, serta meminimalisir konflik dan sengketa tanah.
Baca juga ragam pemikiran dari para tokoh dan pemikir di rubrik HIBERNASI
Sengketa yang terjadi karena kesalahan
survei tanah dapat memicu masalah yang serius, baik secara personal, pihak
berkepentingan, atau lembaga pemerintah. Oleh karena itu, pembaruan dan
pemetaan yang teratur serta melibatkan pemilik tanah dan pihak-pihak yang
terkait harus dilakukan karena dapat meminimalisir potensi terjadinya sengketa
yang disebabkan kesalahan data survei tanah.
Selain itu, kesalahan dalam survei
tanah juga memiliki dampak serius, seperti dalam merencanakan konstruksi,
pertanian, atau pengembangan wilayah. Kesalahan ini dapat mengakibatkan
penentuan batas lahan yang tidak akurat, risiko erosi tanah, atau bahkan
masalah lingkungan.
Baca juga beragam artikel tentang PEREMPUAN dari buah pemikiran para ahli di bidangnya.
Akurasi dalam survei tanah merupakan keniscayaan yang tak bisa diabaikan karena bisa berdampak pada beragam hal. Guna mengurangi dampak tersebut, prinsip trigonometri dalam survei tanah perlu ditekankan dan dikembangkan terus-menerus dalam pengaplikasiannya.
Hal tersebut tak lain agar akurasi
dalam survei tanah makin tinggi sehingga data yang terkumpul makin kredibel,
pengembangan lahan menjadi lebih efisien, dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pengelolaannya.
Baca juga beragam karya sastra di rubrik TETES EMBUN
Ditulis oleh Yuni Oktariyana, mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Untidar.
Editor: Pemulung Rasa